Pada zaman pemerintahan Belanda Kecamatan Pangkalan, menurut Lembaran Negara No. 418 tahun 1905, termasuk ke dalam kelarasan (kecamatan) Kampar Atas, yang berpusat di Bangkinang dengan Kontroler OP Besseling, Jaksa Royan Datuk Jamarif dan Ajung Jaksa adalah Majid Khatib Sampono dan Halat Sutan Marajo. Kampar atas terdiri dari :
1. Laras Pangkalan Koto Baru VI Koto,
2. Laras VI Koto Kampar di Mudik,
3. Laras VII Koto Kampar di Hilir,
4. Laras Kapur Nan Sembilan,
5. Daerah (Landschap) Gelugur III Koto Di Hilir,
6. Daerah (Landschap) V Koto Kampar,
7. Daerah (Landschap) Tambang dan Tarantang,
8.Daerah (Landschap) III Koto Sibalimbing.
Setelah perobahan wilayah administrasi pemerintahan Sumatera Barat, Nopember 1914, Pangkalan masuk Onderafdeling dari Afdeling Limapuluh Kota dengan nama distrik Pangkalan Koto Baru dipimpim Demang Sidi Harun.
Distrik Pangkalan terdiri dari Onderdistrik yaitu :
1) Onderdistrik Pangkalan VI Koto dibawah demang Pangkalan Koto Baru,
2) Onderdistrik XIII Koto Kampar (VI Koto Kampar Dimudik dan VII Koto Kampar Dihilir) di bawah Asisten Demang Aidit Sutan Pangai,
3) Onderdistrik Sialang (Gelugur,III Koto, Kapur nan IX) di bawah Asisten Demang Jamaluddin Datuk Indo Marajo.
Pada awal kemerdekaan RI, wilayah Kecamatan Pangkalan Koto Baru merupakan bagian dari kewedanaan Bangkinang, Luhak Lima Puluh Kota. Setelah Agresi Belanda II berdasarkan intruksi Gubernur Militer Sumatera Tengah No. 10/GM/ST/ 49 tanggal 9 Nopember 1949, dan diresmikannya Kabupaten Limapuluh Kota sebagai sebuah kabupaten, 19 Desember 1949, Kecamatan Pangkalan Koto Baru jadi salah satu kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota.*
(FR- Cuplikan Buku Sejarah Potang Balimau di Pangkalan 2008)
Contributor : Fachrul Rasyid, HF
https://web.facebook.com/fachrul.rasyid.hf