Koto Bangun, 18 Juni 2021
Budayawan Yus Dt. Parpatiah yang akrab dipanggil "Angku Yus" dari Balerong Grup Jakarta tampil sangat memukau saat memberikan materi tentang adat di depan KAN, Niniak Mamak, Bundo Kanduang dan lembaga-lembaga Nagari Koto Bangun pada acara Pelatihan Lembaga Adat yang dilaksanakan Pemerintah Nagari Koto Bangun. Walaupun saat ini sudah berusia 82 Tahun, "Angku Yus" masih kuat memberikan ceramah selama 4 jam tanpa ada yang meninggalkan tempat duduk.
Biodata Yus Dt. Parpatiah :
Nama/ TT Lahir | Yusbir 7 April 1939 Sungai Batang, Agam, Pantai Barat Sumatra |
---|---|
Nama lain | Yus Datuak Parpatiah |
Pekerjaan | Budayawan Pengusaha |
Tahun aktif | 80-an-sekarang |
Suami/istri | Ermaini |
Anak | Elivia Ervan Ellen |
Orang tua | Abdul Jalil (ayah) Syafiyah (ibu) |
Kakek yang berasal dar Nagari Sungai Batang Maninjau ini dalam materinya menyampaikan bahwa poin penting yaitu "Kita di ranah minang ini harus menanamkan hidup Adat basandi syara' , Syara' basandi kitabullah dan mari kita menteladani kepemimpinan Rasullullah SAW dengan 4 sifat wajib yaitu Shiddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh"
Shiddiq artinya benar. Seorang rasul selalu benar dalam perkataan dan perbuatan.
Amanah artinya dapat dipercaya. Mereka dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh Allah, tanpa ditambah atau dikurangi.
Tabligh artinya menyampaikan wahyu. Seorang rasul adalah penyampai wahyu Allah kepada manusia. Sekalipun untuk menyampaikannya sangat pahit, bahkan mendapat rintangan berat.
Hal ini sesuai firman Allah surat Al Maidah ayat 67:
۞ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ - ٦٧
Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Fathonah artinya cerdas. Dengan kecerdasannya mereka dapat memberikan keterangan secara benar sehingga manusia dapat mengerti dan memahami hal yang diajarkan.
Sebagai muslim dan sebagai pemimpin, kita diharapkan dapat mencontoh sifat wajib rasul agar dapat menjadi orang-orang yang baik dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.
Selain itu dalam sesi tanya jawab, "Angku Yus" juga menyampaikan mengenai era globalisasi sangat berpengaruh terhadap adat dan kebiasaan masyarakat. Namun beliau menekankan kebiasaan boleh berubah, namun nilai jangan pernah ikut berubah. Beliau mencontohkan pepatah "sakali aia dalam, sakali tapian barubah". Makna yang tersirat dalam kalimat ini mengatakan Tepian mandi yang berubah akibat banjir, namun yang namanya airnya tidak akan berubah, dia tetap mengalir dari hulu ke-muara, dia tetap membersihkan dan mensuncikan. Inilah yang diharapkan.
Menyangkut dengan jabatan sebagai Niniak Mamak, jadikanlah gelar Datuak itu sebagai Rem bathin, sebagai stabilisator keimanan dalam menghadapi kehidupan. Semua orang mengalamai masa- masa muda, masa nakal dan masa lepas kendali. Sebagai Niniak Mamak kita harus bisa menahan godaan syetan dan berfikir seribu kali untuk berbuat melanggar adat dan syara'. Sebab hukum sosial sangatlah pedih, sekali kita berbuat, banyak yang akan menanggung malunya seperti Isteri, anak, bako dan bahkan masyarakat nagari. Insya Allah kalau kita sayang dengan orang banyak, maka berfikirlah sebelum berbuat kejahatan, pungkas Dt. Parpatiah.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan sumber dana Desa ( DD ) 2021 sebanyak 7 juta Rupiah yang digunakan untuk Belanja barang perlengkapan ( ATK dan konsumsi ), Honorarium dan uang saku peserta dengan diikuti oleh 40 orang dari Lembaga - lembaga Nagari dengan para undangan khusus Bapak Camat Kapur IX, Bhabinsa Koto Bangun, PD/PLD, Bundo Kanduang serta undangan lainnya.(red)